Sabtu, 09 Mei 2009

AKHLAK YANG HARUS DIMILIKI SETIAP
MUSLIM
Di antaranya adalah:
1. Jujur.
2. Amanah.
3. Menjaga kehormatan.
4. Malu.
5. Berani.
6. Dermawan / murah hati.
7. Setia.
8. Menjauhkan diri dari semua yang
diharamkan Allah.
9. Baik kepada tetangga.
10. Membantu orang yang membutuhkan sesuai
kemampuan.
Dan lain sebagainya, dari akhlak yang diajarkan oleh
Al-Qur'an dan As-Sunnah.

ADAB ( SOPAN SANTUN ) ISLAMI
Di antaranya:
1. Mengucapkan salam.
2. Bermuka ceria.
3. Makan dengan tangan kanan.
4. Minum dengan tangan kanan.
5. Membaca "Bismillah" sebelum mulai
kegiatan/pekerjaan.
6. Membaca "Alhamdulillah" ketika selesai
dari kegiatan/pekerjaan.
7. Membaca "Alhamdulillah" setelah bersin.
8. Mendo'akan orang yang membaca
"Alhamdulillah" setelah bersin,(1)
menjenguk orang sakit, menghadiri
jenazah untuk menshalatkan dan
menguburnya.
9. Sopan santun yang diajarkan oleh syariat
ketika masuk masjid atau rumah, atau
ketika keluar dari keduanya. Juga, tata
cara dan sopan santun ketika bepergian;
ketika bersama kedua orangtua, kaum
kerabat, para tetangga, orang-orang tua
dan anak-anak muda.
10. Mengucapkan selamat atas kelahiran
bayi, memberikan do'a keberkahan untuk
perkawinan.
11. Menghibur orang yang ditimpa musibah,
dan banyak lagi adab-adab Islami
lainnya. Misalnya yang berhubungan
dengan mengenakan pakaian,
melepaskan pakaian dan cara memakai
sandal.
YANG MEMBATALKAN SHALAT
Yang membatalkan shalat ada delapan:
1. Berbicara dengan sengaja, dalam kondisi inga
dan mengerti. Adapun orang yang lupa dan yang
tidak mengerti (bodoh), maka shalatnya tidak
batal.
2. Tertawa.
3. Makan.
4. Minum.
5. Terbuka aurat.
6. Bergeser jauh dari arah kiblat.
7. Perbuatan "abats" (gerakan tidak berguna,
seperti meng-goyangkan kepala, tangan dan lain
sebagainya, pen.) yang dilakukan dengan sering
dan berturut-turut di saat shalat.
8. Batalnya thaharah (wudhu).

Jumat, 08 Mei 2009

SUNNAH-SUNNAH SHALAT
Di antaranya ialah:
1. Membaca do'a istiftah.
2. Meletakkan telapak tangan kanan di atas telapak
tangan kiri di atas dada ketika berdiri sebelum
ruku' dan setelah ruku' (i'tidal).
3. Mengangkat kedua tangan dengan jari-jari lurus
dan dirapatkan sejajar dengan pundak atau
telinga, saat takbiratul ihram (takbir pertama),
ruku', bangun dari ruku' dan ketika berdiri dari
tasyahhud awal menuju ke rakaat ketiga.
4. Membaca tasbih saat ruku' dan sujud lebih dari
satu kali (yang sunnah adalah yang kedua dan
selanjutnya).
5. Kelanjutan dari bacaan: " " setelah bangun dari
ruku' dan membaca do'a istighfar lebih dari
satu kali ketika duduk di antara dua sujud.
6. Memposisikan kepala sejajar dengan punggung
ketika ruku'.
7. Menjauhkan dua lengan dari dua sisi badannya,
menjauhkan perut dari dua paha dan
menjauhkan dua paha dari dua betis-nya di
saat bersujud.
8. Mengangkat dua lengan dari tanah di saat sujud.
9. Duduk di atas kaki kiri dan menegakkan kaki
kanan (duduk iftirasy) di saat tasyahhud
pertama dan ketika duduk di antara dua sujud.
10. Duduk tawarruk di saat tasyahhud terakhir
dalam shalat yang empat rakaat atau tiga
rakaat. Duduk tawarruk itu ialah duduk di atas
tanah dengan posisi kaki kiri berada di bawah
kaki kanan, sementara kaki kanan tersebut
ditegakkan.
11. Memberi isyarat (menunjuk) dengan jari
telunjuk pada tasyahhud pertama dan terakhir,
dari mulai pertama kali duduk sampai selesai


membaca tasyahhud, sembari menggerakkan
jari telunjuk tersebut di saat berdo'a.
12. Membaca shalawat dan permohonan berkah
untuk Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
sallam dan keluarga beliau, juga untuk Nabi
Ibrahim 'alaihis salam dan keluarga beliau
pada tasyahhud pertama.
13. Membaca do'a pada tasyahhud terakhir.
14. Mengeraskan bacaan pada waktu shalat
Subuh, shalat Jum'at, shalat dua hari raya,
shalat istisqa' (minta hujan) dan pada dua
rakaat pertama dari shalat Maghrib dan shalat
Isya'.
15. Menyamarkan bacaan pada waktu shalat
Dhuhur, shalat Ashar dan pada rakaat ketiga
dari shalat Maghrib dan dua rakaat terakhir
dari shalat Isya'.
16. Membaca ayat-ayat Al-Qur'an setelah membaca
surat Al-Fatihah, ditambah lagi dengan
sunnah-sunnah lain yang belum kita sebutkan
disini, di antaranya adalah: Kelanjutan bacaan
setelah berdiri dari ruku' oleh imam, ma'mum
dan orang yang shalat munfarid (sendirian). Hal
ini termasuk sunnah. Di antaranya pula
adalah: meletakkan kedua telapak tangan pada
kedua lutut dengan jari-jari yang direng-
gangkan di saat ruku'.

Kamis, 07 Mei 2009

PELAJARAN KE-4 :
RUKUN IHSAN
Ihsan adalah kamu menyembah Allah Subhanahu
wa Ta'ala seolah-olah kamu melihatNya. Bila kamu
tidak dapat melihatNya, maka sesungguhnya Dia
dapat melihatmu.
ukun Ihsan hanya ada satu. Sesuai dengan sabda Rasul yang mengatakan bahwa terdapat 1 perkara dalam Ihsan, yaitu: Dalam ibadah kepada Allah seakan-akan kamu melihatnya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.

Untuk itu, sudah sepatutnya kita selalu mendekatkan diri pada Allah SWT, melakukan amal soleh, dan berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari.

“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat ihsan.” (An Nahl:128)

SYIRIK KHOFI (SAMAR)
Syirik khofi ini didasarkan pada sabda Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam, yang mana beliau
bertanya kepada para sahabat:
"Bagaimana sekiranya aku beritahu kalian tentang
sesuatu yang lebih aku takuti (terjadi) pada kalian
daripada Al-Masih Ad-Dajjal? Mereka menjawab: Ya,
wahai Rasulullah! Rasulullah bersabda: "Syirik yang
samar (contohnya), sese-orang berdiri lalu dia
melakukan shalat maka dia perbagus shalatnya karena
dia melihat ada orang lain yang memperhati-kan
kepadanya." (HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya dari
Abi Said Al-Khudri radhiallahu 'anhu).
Bisa juga syirik itu dibagi menjadi dua bagian saja.
Syirik besar dan syirik kecil. Adapun syirik khofi, bisa
masuk dalam dua jenis syirik tadi. Bisa terjadi pada
syirik besar, seperti syiriknya orang-orang munafik.
Karena mereka itu menyembunyikan keyakinan sesat
mereka dan berpura-pura masuk Islam dengan dasar
riya' dan khawatir akan keselamatan diri mereka. Bisa
juga terjadi pada syirik kecil seperti yang disebutkan
dalam hadits Mahmud bin Labid Al-Anshari yang
terdahulu dan hadits Abu Said yang tersebut di atas.

Rabu, 06 Mei 2009

PELAJARAN KE-6 :
SYARAT-SYARAT SHALAT
Syarat-syarat shalat ada 9 (sembilan) :
1. Islam.
2. Berakal.
3. Bisa membedakan (tamyiz).
4. Suci dari hadats.
5. Menghilangkan najis.
6. Menutup aurat.
7. Masuk waktu shalat.
8. Menghadap kiblat
9. Berniat.

PELAJARAN KE-7 :
RUKUN-RUKUN SHALAT
  1. Berdiri bila mampu.
  2. Takbiratul ihram (membaca Allahu Akbar).
  3. Membaca surat Al-Fatihah.
  4. Ruku'.
  5. Bersujud dengan tujuh anggota (badan).
  6. Bangun dari sujud.
  7. Duduk di antara dua sujud.
  8. Thuma'ninah (tenang) dalam setiap gerakan shalat.
  9. Tertib atau berurutan dalam melakukanrukun-rukun di atas.
  10. Tasyahhud akhir (membaca At-Tahiyat).
  11. Duduk ketika tasyahhud akhir danMembaca shalawat untuk Nabi shallallahu'alaihi wa sallam.
  12. Mengucapkan dua salam.
PELAJARAN KE-8 :
WAJIB-WAJIB SHALAT
Wajib-wajib shalat ada 8 :
  1. Semua takbir dalam shalat selain takbiratul ihram.
  2. Membaca: “Sami’allahu liman hamidahu” ("Allah Maha Mendengar hamba yang memujiNya.") bagi imam dan orang yang shalat sendirian (munfarid).
  3. Membaca: “Rabbanaa lakal Hamdu” ("Wahai Rabb kami, bagiMu segala puji.")bagi setiap orang yang shalat (imam,makmum atau munfarid).
  4. Membaca: “Subhanahu Rabbiyal Azhim”("Mahasuci Rabbku Yang Mahagung.") disaat ruku'.
  5. Membaca: “Subhanahu Rabbiyal A’la”("Mahasuci Rabbku Yang Mahatinggi.") disaat sujud.
SYIRIK ASHGHAR (KECIL)
Syirik kecil ialah beberapa tindakan yang sudah jelas
disebut-kan dalam nash-nash Al-Qur'an dan Sunnah
sebagai syirik, tetapi tidak termasuk jenis syirik besar.
Contohnya adalah riya' (ingin dilihat orang) dalam
beramal, bersumpah tidak dengan nama Allah dan
mengatakan "ن(Sesuatu yang dikehen-
daki oleh Allah dan dikehendaki oleh fulan) dan lain
sebagainya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
"Sesuatu yang paling aku takuti terhadap kalian
adalah syirik kecil. Lalu beliau ditanya syirik kecil itu.
Beliau men-jawab: riya'." (HR. Imam Ahmad, Ath-
Thabrany, Al-Baihaqi dari Mahmud bin Labid Al-
Anshari radhiallahu 'anhu dengan sebuah sanad yang
baik, dan diriwayatkan oleh Ath-Thabrany -dengan
beberapa sanad yang baik dari Mahmud bin Labid-
dari Rafi' bin Khudaij dari Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
"Barangsiapa yang bersumpah dengan sesuatu -selain
Allah- maka dia telah menyekutukan (Allah)." (HR.
Ahmad dengan sanad yang shahih).
Hadits Umar bin Khaththab radhiallahu 'anhu dan
diriwayatkan pula oleh Abu Daud dan At-Tirmidzi
dengan sanad yang shahih dan hadits Ibnu Umar
radhiallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam, bahwasanya beliau bersabda:
"Barangsiapa yang bersumpah dengan (menyebut
nama) selain Allah, maka dia telah kafir atau syirik."
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Janganlah kalian mengatakan: ('Atas kehendak Allah
dan kehendak si fulan'), tapi katakanlah: ('Atas
kehendak Allah kemudian atas kehendak si fulan')."
(HR. Abu Daud dengan sanad yang shahih dari
Hudzaifah bin Al-Yaman radhi-allahu 'anhu).
Syirik kecil ini tidak menyebabkan seseorang keluar
dari Islam serta tidak memastikan kekalnya seseorang
di dalam Neraka, tetapi menghilangkan kesempurnaan
tauhid yang semestinya.

Selasa, 05 Mei 2009

PEMBAGIAN TAUHID & SYIRIK

PELAJARAN KE-3 :
PEMBAGIAN TAUHID & SYIRIK

T auhid dibagi menjadi tiga :
1. Tauhid Rububiyah.
2. Tauhid Uluhiyah.
3. Tauhid Asma' wa Shifat.
Tauhid Rububiyah ialah mengimani bahwa Allah
Subhanahu wa Ta'ala adalah pencipta segala sesuatu
dan mengurus kese-muanya dan tidak ada sekutu
bagiNya dalam hal tersebut.
Adapun Tauhid Uluhiyah ialah mengimani bahwa Allah
Subhanahu wa Ta'ala Dialah yang berhak untuk
disembah dengan haq, tidak ada sekutu bagiNya dalam
hal tersebut. Inilah makna "  ا إ إ  " , artinya tidak
ada yang pantas disembah dengan haq kecuali Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Maka, segala bentuk ibadah
seperti shalat, puasa dan yang lainnya, wajib
dilaksanakan hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala
semata. Tidak boleh ada satu bentuk ibadah pun yang
ditujukan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Selanjutnya, Tauhid Asma' wa Shifat ialah mengimani
semua apa yang disebutkan dalam Al-Qur'anul Karim
dan Hadits-hadits shahih tentang nama-nama Allah
Subhanahu wa Ta'ala dan sifat-sifatNya. Lalu
menetapkan itu semua untuk Allah Subhanahu wa
Ta'ala tanpa 'tahrif ' (mengubah), tanpa ta'thil
(meniadakan), takyif (menanyakan bagaimana
caranya), dan tanpa tamstil (penye-rupaan), sesuai
dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
"Katakan, Dialah Allah Yang Mahaesa. Allah tempat
bergan-tung. Tidak melahirkan dan tidak dilahirkan.
Dan tidak ada yang sebanding denganNya seorang
pun." (Al-Ikhlas: 1-4).
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :
"Tidak ada yang seperti Dia sesuatu pun dan Dialah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat ." (Asy-Syura:
11).
Tapi ada sebagian ulama yang membagi tauhid
menjadi dua bagian saja dengan menggabungkan
Tauhid Asma' wa Shifat pada Tauhid Rububiyah. Dan
tidak ada masalah dalam hal ini, karena yang
dimaksud oleh dua macam pembagian ini sudah jelas.
PEMBAGIAN SYIRIK
Syirik dibagi menjadi tiga bagian:
1. Syirik Akbar (Besar).
2. Syirik Ashghar (Kecil).
3. Syirik Khofi (Samar).
SYIRIK AKBAR (BESAR)
Syirik akbar akan menghapuskan pahala amal dan
akan me-ngekalkan pelakunya di dalam Neraka.
Seperti yang difirmankan oleh Allah Subhanahu wa
Ta'ala:
"Dan kalau mereka melakukan syirik (menyekutukan
Allah dengan sesuatu), pasti akan gugur dari mereka
(pahala) apa yang mereka lakukan." (An-An'am: 88).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
ﺎﻣﹶﻛﹶﻥﺎ ﲔِﻛِﺮﺸﻤﹾﻠِﻟ ﹾﻥﹶﺃ ﺍﻭﺮﻤﻌﻳ  ﺪِﺟﺎﺴﻣ  ِﻪﱠﻠﻟﺍ  ﻦﻳِﺪِﻫﺎﺷ  ﻰﹶﻠﻋ  ﻢِﻬِﺴﹸﻔﻧ ﹶﺃ  ِﺮﹾﻔﹸﻜﹾﻟﺎِﺑ 
ﻚِﺌﹶﻟﻭﹸﺃ  ﺖﹶﻄِﺒﺣ  ﻢﻬﹸﻟﺎﻤﻋﹶﺃ  ﻲِﻓﻭ  ِﺭﺎﻨﻟﺍ  ﻢﻫ ﹶﻥﻭﺪِﻟﺎﺧ 
"Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu
memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka
mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-
orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di
dalam Neraka." (At-Taubah: 17).
Dan barangsiapa yang mati dalam keadaan melakukan
syirik akbar, maka dia tidak akan diampuni, dan Surga
diharamkan baginya. Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya." (An-
Nisa': 48).
Di dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta'ala juga
berfirman:
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya ialah
Neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu
seorang penolong pun." (Al-Maidah: 72).
Yang termasuk syirik akbar, di antaranya adalah
berdo'a (meminta) kepada orang mati dan patung
(berhala), mohon perlindungan kepada mereka, juga
bernadzar dan berkorban (menyembelih binatang)
untuk mereka dan lain sebagainya.

Senin, 04 Mei 2009

PELAJARAN KE-2 :
RUKUN-RUKUN IMAN

Rukun-rukun Iman ada enam: beriman kepada
Allah Subha-nahu wa Ta'ala, Malaikat-
malaikatNya, Kitab-kitabNya, para Rasul-Nya
dan beriman kepada Hari Akhir serta Taqdir yang baik
dan yang buruk dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Sebagai salah satu syarat dari iman adalah adanya keyakinan. Dan keyakinan tersebut dapat muncul dari pengetahuan atau ilmu tentang hal tersebut. Dan masalah tersebut telah dijelaskan oleh para ulama dengan penjelasan yang tuntas dan sangat jelas bagi umat.

Iman kepada Allah Subhanallohu wa Ta’ala

Kita mengimani Rububiyah Allah Subhanahu Wa Ta’ala, artinya bahwa Allah adalah Rabb: Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Kita juga harus mengimani uluhiyah Allah Subhanahu Wa Ta’ala artinya Allah adalah Ilaah (sembahan) Yang hak, sedang segala sembahan selain-Nya adalah batil. Keimanan kita kepada Allah belumlah lengkap kalau tidak mengimani Asma’ dan Sifat-Nya, artinya bahwa Allah memiliki Nama-nama yang maha Indah serta sifat-sifat yang maha sempurna dan maha luhur.

Dan kita mengimani keesaan Allah Subhanallohu wa Ta’aladalam hal itu semua, artinya bahwa Allah Subhanallohu wa Ta’ala tiada sesuatupun yang menjadi sekutu bagi-Nya dalam rububiyah, uluhiyah, maupun dalam Asma’ dan sifat-Nya.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: “(Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beridat kepada-Nya. Adakah kamu

mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?”. (QS. Maryam: 65)
Dan firman Allah, yang artinya: “Tiada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah yang maha mendengar lagi Maha melihat”. (QS. Asy-Syura:11)

Iman Kepada Malaikat

Bagaimana kita mengimani para malaikat ? mengimani para malaikat Allah yakni dengan meyakini kebenaran adanya para malaikat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan para malaikat itu, sebagaimana firman-Nya, yang artinya: ”Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, tidak pernah mereka itu mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-anbiya: 26-27)

Mereka diciptakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka mereka beribadah kepada-Nya dan mematuhi segala perintah-Nya. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’, yang artinya: ” …Dan malaikat-malaikat yang disisi-Nya mereka tidak bersikap angkuh untuk beribadah kepada-Nyadan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. “ (QS. Al-Anbiya: 19-20).

Iman Kepada Kitab Allah

Kita mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menurunkan kepada rasul-rasul-Nya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat manusia dan sebagai pedoman hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan kitab-kitab itulah para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan kebersihan jiwa mereka dari kemuysrikan. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’, yang artinya: ”Sungguh, kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca (keadilan) agar manusia melaksanakan keadilan… “ (QS. Al-Hadid: 25)

Dari kitab-kitab itu, yang kita kenal ialah :

  • Taurat, yang Allah turunkan kepada nabi Musa alaihi sallam, sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Maidah: 44.

  • Zabur, ialah kitab yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Daud alaihi sallam.

  • Injil, diturunkan Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat. Firman Allah : ”…Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) injil yang berisi petunjuk dan nur, dan sebagai pembenar kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, serta sebagai petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS : Al-Maidah : 46)

  • Shuhuf, (lembaran-lembaran) yang diturunkan kepada nabi Ibrahim dan Musa, ‘Alaihimas-shalatu Wassalam.

  • Al-Quran, kitab yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala turunkan kepada Nabi Muhammad shalallohu ‘alahi wa sallam, penutup para nabi. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” Bulan Ramadhan yang diturunkan padanya (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang batil…” (QS. Al Baqarah: 185).

Iman Kepada Rasul-Rasul

Kita mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengutus rasul-rasul kepada umat manusia, Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” (Kami telah mengutus mereka) sebagai rasul-rasul pembawa berita genbira dan pemberi peringatan, supaya tiada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. AN-Nisa: 165).

Kita mengimani bahwa rasul pertama adalah nabi Nuh dan rasul terakhir adalah Nabi Muhammad shalallohu ‘alahi wa sallam, semoga shalawat dan salam sejahtera untuk mereka semua. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ”Sesungguhnya Kami telahmewahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi yang (datang) sesudahnya…” (QS. An-Nisa: 163).

Iman Kepada Hari Kiamat

Kita mengimani kebenaran hari akhirat, yaitu hari kiamat, yang tiada kehidupan lain sesudah hari tersebut.

Untuk itu kita mengimani kebangkitan, yaitu dihidupannya semua mahkluk yang sesudah mati oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya:”Dan ditiuuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada dilangit dan siapa yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkitmenunggu (putusannya masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68)

Kita mengimani adanya catatan-catatan amal yang diberikan kepada setiap manusia. Ada yang mengambilnya dengan tangan kanan dan ada yang mengambilnya dari belakang punggungnya dengan tangan kiri. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” Adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang punggungnya, maka dia akan berteriak celakalah aku dan dia akan masuk neraka yang menyala.” (QS. Al-Insyiqaq: 13-14).

Iman Kepada Qadar Baik dan Buruk

Kita juga mengimani qadar (takdir) , yang baik dan yang buruk; yaitu ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuk seluruh mahkluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut hikmah kebijakan-Nya.

Iman kepada qadar ada empat tingkatan:

  1. ‘Ilmu
    ialah mengimani bahwa Allah Maha tahu atas segala sesuatu,mengetahui apa yang terjadi, dengan ilmu-Nya yang Azali dan abadi. Allah sama sekali tidak menjadi tahu setelah sebelumnya tidakmenjadi tahu dan sama sekali tidak lupa dengan apa yang dikehendaki.

  2. Kitabah
    ialah mengimani bahwa Allah telah mencatat di Lauh Mahfuzh apa yang terjadi sampai hari kiamat. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ”Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. sesungguhnya tu (semua) tertulis dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya Allah yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hajj: 70)

  3. Masyi’ah
    ialah mengimani bawa Allah Subhanahu Wa Ta’ala. telah menghendaki segala apa yang ada di langit dan di bumi, tiada sesuatupun yang terjadi tanpa dengan kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki Allah itulah yang terjadi dan apa yang tidak dikehendaki Allah tidak akan terjadi.

  4. Khal
    Ialah mengimani Allah Subhanahu Wa Ta’ala. adalah pencipta segala sesuatu. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang artinya: ” Alah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Hanya kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi.” (QS. Az-Zumar: 62-63).

Keempat tingkatan ini meliputi apa yang terjadi dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala sendiri dan apa yang terjadi dari mahkluk. Maka segala apa yang dilakukan oleh mahkluk berupa ucapan, perbuatan atau tindakan meninggalkan, adalah diketahui, dicatat dan dikehendaki serta diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

(Sumber Rujukan: Aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah, Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin)

Minggu, 03 Mei 2009

PELAJARAN KE-5 :
SURAT AL-FATIHAH DAN SURAT-SURAT
PENDEK
Hendaklah kita mengajarkan surat Al-Fatihah
dan surat-surat pendek lainnya yang
memungkinkan, seperti dari surat Az-
Zalzalah sampai dengan surat An-Nas, diajarkan
secara langsung, diperbagus cara bacaannya, disuruh
menghafalkan dan dijelaskan hal-hal penting yang
harus difahami.

sudah taukah kamu apa itu islam?

sudah tahukah kamu apa itu islam ?
Islam adalah risalah Allah SWT. yang terakhir bagi manusia, oleh karena itu Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah SWT. kepada Nabi-Nya yang terakhir yaitu Sayidina Muhammad Saw.. Dan juga sesungguhnya Nabi Muhammad Saw. adalah membawa risalah Allah SWT. yang universal dan sebagai pembuka untuk semua alam. Setiap Nabi datang dengan risalah dari Allah SWT. untuk kaumnya masing-masing, sedangkan Nabi Muhammad Saw. dengan Islam sebagai risalah Allah SWT. yang terakhir untuk semua manusia bahkan jin. Allah SWT. berfirman: "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."( QS. Al-Anbiya': 107), Allah SWT. berfirman: "Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui." (QS. Saba': 28), dan Allah SWT. berfirman: "Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua" (QS. Al-A'raf: 158) Dan juga Nabi Muhammad Saw. telah mengkabarkan kepada kita bahwa sesungguhnya Allah SWT. telah mengkhususkan Nabi Muhammad Saw. dengan amanat seperti ini, maka Nabi Muhammad Saw bersabda: "Nabi yang dahulu diutus untuk kaum yang khusus, sedangkan aku diutus untuk manusia seluruhnya" (HR. Bukhari Muslim)

Islam adalah agama yang mudah, tidak sukar dan tidak sempit, Allah SWT. berfirman: "Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan." (QS. Al-Hajj: 78) Allah SWT. juga berfirman: "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu." (QS. Al-Baqarah: 185) dan asas Allah SWT. kepada agama ini secara dzahir ada lima rukun yaitu: Dua Syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji ke baitullah. dan di dalam akidah kita yaitu rukun iman, ada enam rukun yaitu: Iman kepada Allah SWT., Malaikat-Malaikat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, Kitab-Kitab-Nya, hari kiamat, dan ketetapan yang baik dan buruk. Kemudian keimanan dibagi kedalam rincian-rincian yang banyak, yaitu beberapa perintah dan larangan di dalam Syariat Islamiyah yang telah menghubungkan dalam jumlahnya kepada sebuah kejelasan, dan tujuh puluh cabang seperti yang dikabarkan oleh orang yang percaya dan dipercaya.

Sebuah Hadits Jibril as. yang menjelaskan rukun Islam dan Iman, diriwayatkan oleh tuan kita 'Umar ra. Berkata: Suatu ketika kami sedang berada di sebuah majlis bersama Rasulullah Saw. ketika itu muncul seoarang laki-laki yang sangat putih bajunya dan sangat hitam rambutnya, tidak terlihat kepadanya bekas perjalanan yang jauh, dan satupun dari kita tidak mengenalnya, kemudian dia duduk dihadapan Nabi Saw, lalu orang itu menyenderkan lututnya kepada lutut Nabi Saw., dan meletakan telapak tangannya di atas paha Nabi Saw., dan berkata: "Wahai Muhammad, kabarkanlah kepadaku tentang Islam".

Maka Rasulullah Saw. bersabda: "Islam adalah kamu bersaksi bahwa tiada ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, memberikan zakat, puasa di bualan Ramadhan, dan haji ke baitullah jika kamu mampu menjalankannya.". Orang itu berkata: "Kamu benar". 'Umar berkata: "Maka kami terkejut kepadanya, dia bertanya dan membenarkannya. Kemudian orang laki-laki itu bertanya lagi: "Lalu kabarkan lah kepadaku tentang iman". Nabi menjawab: "Kamu percaya kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir baik dan buruk". Dia berkata: "Kamu benar". Kemudian bertanya lagi: "Lalu kabarkanlah kepadaku tentang Ihsan". Nabi menjawab: "Kamu menyembah Allah seperti kamu melihat-Nya tetapi jika belum dapat melihat-Nya maka sesungguhnya Beliau melihatmu". Lalu dia bertanya lagi: kabarkanlah kepadaku tentang hari kiamat. Nabi menjawab: "Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya". Lalu dia bertanya lagi: Kabarkanlah kepadku tentang janji hari kiamat. Nabi menjawab: "Ketika pembantu melahirkan anak, kamu melihat para pemimpin tanpa alas kaki sehingga ketergantungan dengan orang lain dan bangunan-bangunan semakin tinggi". Berkata 'Umar: "Kemudian orang laki-laki itu keluar maka aku timbul pertanyaan dalam hatiku, kemudian Nabi bersabda kepadaku: "Wahai 'Umar apakah kamu mengetahui siapa orang yang bertanya itu". Aku berkata: "Allah dan Rasul lebih mengetahui". Rasul berkata: "Sesungguhnya dia adalah Jibril, dia datang untuk memberi pengetahuan tentang agama kalian" (HR. Muslim: juz 1 hal. 37) Dan Nabi Saw. mengkabarkan tantang cabang iman, lalu Nabi berkata: "Sebuah kejelasan bahwa tujuh puluh cabang iman dan sifat malu adalah sebagian cabang iman" (HR. Bukhari: juz 1 hal. 63)

Adapun dengan penamaan Islam dengan kata Islam: sesungguhnya Islam adaah agama yang selamat dan diselamatkan oleh Allah Tuhan semesta alam, maka Islam adalah agama yang mengajak Muslim untuk berpasrah kepada Allah yang satu dan melepaskan dari segala sesuatu yang selainnya dari Tuhan-Tuhan, patung-patung sampai segala sesuatu yang menjadikan manusia musyrik bersama Tuhannya, karena sesungguhnya dia mengikuti hawa nafsunya, Allah berfirman: "Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?" (QS. Al-Furqan: 43), sama juga mengajak Muslim kepada keselamatan hanya untuk diri sendiri, padahal bersama adanya keluasan Allah, dalam masalah ini Nabi Saw. bersabda: "Seorang Muslim sebagian dari keselamatan Muslim-Muslim yang lainnya dari lisannya dan tangannya" (HR. Bukhari Muslim: juz 1 hal. 13)

Islam adalah agama yang diridhai oleh Allah, Allah lah yang menamakan Islam dengan kata ini dan meridhainya karena sesungguhnya Beliau adalah Tuhan semesta alam, Allah SWT. berfirman: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS. Al-Ma'idah: 3). Allah SWT. juga berfirman: "(Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia." (QS. Al-Hajj: 78), Allah menamakan Muslim kepada orang Islam, karena kekhususan-kekhususan dari umat yang terakhir ini. Umat yang memiliki agama yang terakhir, Nabi Saw. yang terakhir. Sesungguhnya orang yahudi menamakan dirinya sendiri yang sebagai binaan dakwahnya Nabi Musa as., Allah SWT. bercerita dalam firman-Nya: "Sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu."" (QS. Al-'Araf: 156). Begitu juga orang-orang Nasrani menamakan dirinya sendiri, Allah SWT. berfirman: "Dan diantara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani", ada yang telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya." (QS. Al-'Araf: 156). Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam karena telah mengkhususkan dan melebihkan kita atas semua ciptaannya yang sempurna.

Dan kita mengharapkan dengan jawaban ini kita dapat mengetahui tentang kedudukan Islam antara risalah-risalah yang terdahulu, juga kita mengerti tentang agama kita secara keseluruhan, bagaimana dinamakan dengan kata Islam dan penemaan pengikut Islam yaitu Muslim. Shalawat serta salamnya Allah atas Nabi kita, keluarganya, dan para sahabatnya, dan Allah SWT. yang paling tinggi dan paling mengetahui.